Kamis, 14 Desember 2017

ANJING DAPAT MENDETEKSI KANGKER HINGGA 90% AKURAT


Windratie , CNN Indonesia | Jumat, 27/03/2015 06:18 WIB
Anjing Bisa Mendeteksi Kanker dengan Akurasi Hingga 90 Persen 
Pemeriksaan kangker di masa depan mungkin tidak tes invasif yang mahal. Cukup dengan anjing mengendus sampel urin. Penelitian baru yang dilakukan oleh para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Arkansas (UAMS) dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke-97 The Endocrine Society di San Diego.

Anjing penyelamat bernama Frankie memiliki tingkat keberhasilan 90 persen dalam membedakan urine orang dengan kanker tiroid dan urine orang tanpa penyakit, seperti dilansir dari laman Natural News.

Sebelumnya sudah banyak anjing yang dilatih untuk mendeteksi kanker pada manusia. Namun, Frankie adalah anjing pertama yang dilatih untuk membedakan orang yang memiliki penyakit tiroid jinak dan dengan kanker. Hanya dengan mengendus urin mereka.

Seakurat tes kanker tercanggih

Saat ini, metode untuk mendiagnosa kanker tiroid adalah biopsi aspirasi jarum halus. Yaitu dengan memasukkan jarum tipis melalui leher dan ke kelenjar tiroid. Jaringan tiroid yang diangkat kemudian dianalisis.

Namun, banyak teknis diagnostik yang kurang memiliki akurasi sempurna. Akibatnya, banyak operasi tiroid yang sebetulnya tidak perlu, kata peneliti senior Donald Bodenner.

Untuk memberikan alternatif tes invasif, para peneliti melatih Frankie, seekor anjing campuran Gembala Jerman, mengenali bau kanker jaringan tiroid manusia. Dia dilatih berbaring saat mencium kanker, dan berpaling saat tidak menciumnya.

Lalu, sampel urin dari 34 pasien di klinik tiroid UAMS dikumpulkan. Semua peserta menjalani biopsi dan operasi diagnostik. Hasilnya melaporkan bahwa lima belas orang menderita kanker tiroid, dan sembilan belas lainnya memiliki penyakit tiroid jinak.  Hasil ini dirahasiakan dari para peneliti dan pelatih anjing untuk dipakai pada penelitian selanjutnya.

Pawang anjing memerintahkan Frankie mengendus sampel urin. Sesekali istirahat untuk mengendus sampel kanker yang ada pada urine, lalu diberi imbalan untuk identifikasi yang benar sehingga membuatnya termotivasi melanjutkan.

Frankie mengidentifikasi dengan benar 30 dari 34 sampel. Akurasi ini sebanding dengan aspirasi jarum halus biopsi. “Anjing dengan penciuman terlatih dapat digunakan oleh dokter untuk mendeteksi kanker tiroid pada tahap awal sehingga menghindari operasi yang tidak beralasan,” kata Bodenner.


Anjing, lebah, dan lalat buah

Menggunakan anjing dan hewan lain untuk mendeteksi kanker menjadi bidang penelitian yang berkembang. Sederhana alasannya, ketika manusia hanya memiliki lima juta reseptor aroma di hidung, anjing memiliki sekitar 200 juta, sehingga memberikan penciuman yang seribu kali lebih sensitif.

Penelitian pada 2011, peneliti berhasil melatih anjing untuk mendeteksi kanker paru-paru dengan mengendus napas pasien. Anjing khususnya dapat mendeteksi kanker, bahkan ketika pasien merokok atau memiliki penyakit paru obstruktif kronik.

Hewan lain juga diajarkan mendeteksi kanker. Penelitian dalam jurnal Scientific Report pada Februari 2014, peneliti Universitas Konstanz di Jerman dan Universitas La Sapienza di Italia melaporkan, mereka melatih lalat buah. Tidak hanya mencium perbedaan antara sel-sel manusia yang sehat dan kanker, tetapi juga mencium perbedaan berbagai jenis kanker.

Lalu, studi pada 2013, lebah berhasil dilatih tidak hanya mendeteksi kanker, tapi bahkan TBC dan diabetes. Cukup dengan menghirup udara yang dihembuskan pasien.



Find me on Intagram: thedreamer0909 Thank You!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar